Sabtu, 13 Oktober 2012

RPP Bahasa Indonesia, Kelas X, KD 4.1.


RPP

Nama sekolah             : SMA negri
Kelas/semester           : X/1
Mata pelajaran           : Bahasa Indonesia
Alokasi waktu              : 4 X 45 Menit

        I.            ASPEK
Ø  Menulis

      II.            STANDAR KOMPETENSI:
4. Mengungkapkan informasi dalam berbagai bentuk paragraf ( naratif, deskriptif, ekspositif )
    III.            KOMPETENSI DASAR:
4.1. Menulis gagasan dengan menggunakan pola urutan waktu dan tempat dalam bentuk paragraf naratif.
   IV.            INDIKATOR
Kognifit:
1.      Mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf naratif
2.      Menyusun kerangka paragraf naratif berdasarkan kronologi waktu dan peristiwa
3.      Mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi paragraf naratif  
4.      Menyunting paragraf naratif yang ditulis  teman berdasarkan kronologi, waktu, peristiwa, dan EYD
5.      Menggunakan kata ulang dalam paragraf naratif

Afektif:
1.      Karakter :
Mengembangkan karakter yang terkait dengan kerja sama, tanggung  jawab, dan ketekunan

2.      Keterampilan Sosial:
Kemampuan mengemukakan pendapat dan kemampuan berkomunikasi

     V.            TUJUAN PEMBELAJARAN
1.      Siswa dapat mendaftar topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf naratif.
2.      Siswa dapat menyusun kerangka paragraf naratif berdasarkan kronologi waktu dan peristiwa.
3.      Siswa dapat mengembangkan kerangka yang telah dibuat menjadi paragraf naratif.
4.      Siswa dapat menyunting paragraf naratif yang ditulis teman berdasarkan kronologi, waktu, peristiwa, dan

   VI.            MATERI PEMBELAJARAN
A.      CIRI-CIRI DAN STRUKTUR POLA NARASI
Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejadian, tokoh, dan konflik merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu disebut plot atau alur. Jadi, narasi adalah cerita yang dipaparkan berdasarkan plot atau alur. Paragraf naratif tidak memiliki kalimat utama.
Narasi dapat berisi fakta atau fiksi.
Ø  Contoh narasi yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman.
Ø  Contoh narasi yang berupa fiksi: novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
Contoh narasi berisi fakta:
Ir. Soekarno
Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah.Soekarno mengucapkan pidato tentang dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang


Contoh narasi fiksi:
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa. Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga? Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.


Pola narasi secara sederhana: awal – tengah – akhir.
Awal narasi biasanya berisi pengantar yang mendasari penulisan narasi, yaitu memperkenalkan suasana, tokoh, karakter, tempat, dan waktu. Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda. Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.
Selain beberapa hal diatas, pola bahasa sebaiknya juga diperhatikan,yaitu:
1.      Kalimat langsung dan tidak langsung sering digunakan dalam penulisan narasi ini. Dengan pola ini, pembaca akan dibawa penulis seolah-olah berada dalam cerita tersebut.
2.      Kata penghubung banyak digunakan dalam menulis narasi untuk menggambarkan kejadian-kejadian yang terjadi. Kata penghubung yang sering digunakan misalnya pertama, kemudian, selanjutnya, setelah, lalu, dan akhirnya. Kata-kata tersebut adalah untuk memberikan tanda tentang kronologi cerita.
B. MACAM-MACAM PARAGRAF NARASI
a)      Paragraf narasi ekspositoris berisikan rangkaian perbuatan yang disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa tersebut secara tepat.
Siang itu, Sabtu pekan lalu, Ramin bermain bagus. Mula-mula ia menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Ahmad, mempelai pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan Kampung Meruyung. Mereka membawakan lagu “Mars Jalan” yang dirasa tepat untuk mengantar Ahmad, sang pengantin…. (Sumber : Tempo, 20 Februari 2005)
b)      Paragraf narasi sugestif adalah paragraf yang berisi rangkaian peristiwa yang disusun sedemikian rupa seehingga merangsang daya khayal pembaca, tentang peristiwa tersebut.
Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum mengenai tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum mengenai tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang melakukan hal itu. Akan tetapi, semuanya gagal. (Sumber : Terampil Menulis Paragraf, 2004 : 66)

C.  LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN NARASI
1.      Langkah menyusun narasi (fiksi) melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide.
2.      Cerita dirangkai dengan menggunakan “rumus” 5 W + 1 H. Di mana seting/ lokasi ceritanya, siapa pelaku ceritanya, apa yang akan diceritakan, kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan bagaimana cerita itu dipaparkan.

 VII.            METODE PEMBELAJARAN
·         Pemberian contoh
·         Pemahaman
·         Penugasan
VIII.            LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
Kegiatan Awal:
Ø  Siswa mencermati paragraf narasi yang diberikan
Ø  Siswa dan guru bertanya jawab tentang ciri-ciri paragraf narasi.
Kegiatan Inti:
Ø  Siswa membaca paragraf narasi dibeberapa Koran
Ø  Siswa menentukan ciri-ciri paragraf narasi
Ø   Siswa menentukan topik untuk dikembangkan menjadi paragraf narasi
Ø  Siswa menulis paragraf narasi

Kegiatan Akhir:
Ø  Guru dan siswa melakukan refleksi
Ø  Guru memberikan penugasan kepada siswa
    IX.            SUMBER/ALAT/BAHAN AJAR
Ø  Buku teks
Ø  Surat kabar
Ø  Buku paduan Bahasa dan Sastra Indonesia karangan Alex Suryanto dan Agus Haryanta, penerbit Esis.
      X.            PENILAIAN
Penilaian Kognetif
·         Teknik Penilaian          : Tes tertulis
·         Bentuk Soal                 : Essey (uraian terstruktur)
·         Contoh  Instrumen      : Lembar Penilaian 1

Penilaian Perilaku berkarakter
·         Teknik Penilaian          : Non tes
·         Bentuk Penilaian         : Observasi
·         Contoh Instrumen       : Lembar Penilaian 2

Penilaian Keterampilan
·         Tenik Penilaian           : Tes
·         Bentuk Penilaian         : rubik penilaian
·         Contoh Instrumen       : Lembar Penilaian 3


Lembar penilaian 1
Penilaian kogninif

SOAL:
1.      Sebutkan macam-macam karangan berdasarkan pola pengembangan paragrafnya?
2.      Bagaimanakah pola pengembangan paragraf pada prosa naratif?
3.      Apakah isi karangan yang menggunakan pola pengembangan urutan waktu dan tempat?
4.      Sebutkan ciri-ciri paragraf naratif!
5.      Konjungsi jenis apakah yang banyak dipergunakan dalam paragraf naratif?


Teknik penskoran:
No Soal
Bobot
Teknik Penskoran
Nilai Siswa
1
20%
NS x 20%

2
20%
NS x 20%

3
20%
NS x 20%

4
20%
NS x 20%

5
20%
NS x 20%




Lembar Penilaian 2  Afektif
Pengembangan Karakter


No.

N a m a
A s p e k    P e n i l a i a n
JumlahSkor
Kerjasama
Tanggung jawab
Ketekunan
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1














2














3














4














5





























Keterangan:
BT  :  Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda- tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator). Diberi skor 1
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten). Diberi skor 2
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten) diberi skor 3
MK : Membudaya Karakter (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara  konsisten) diberi skor 4


Lembar penilaian 3
Penilaian menulis paragraf naratif
ASPEK
KRITERIA
ISI

(15 -30)
Topik jelas,  cerita menarik dan  orisinal, ditopang bukti dan fakta-fakta, lengkap, terperinci,  tuntas, mengandung nilai/ada refleksi yang dalam, dapat memberi wawasan baru
Topik jelas, cerita menarik dan orisinal, ditopang bukti dan fakta-fakta, tetapi tidak lengkap, tidak terperinci, tidak tuntas, dan  kurang bernilai
Cerita tidak menarik, cerita hanya rekaan, tidak diberi bukti-bukti faktual,  tidak terperinci, tidak tuntas, dan   tidak  bernilai
ORGANISASI
GAGASAN
(10-20)
Berpolas: ada pendahuluan, isi, penutup, gagasan  dibatasi  dalam unit-unit paragraph,  disampaikan dengan pola urutan waktu dan tempat
Ada  pendahuluan, isi,  tetapi   tidak ada penutup, ada paragraph beisi dua  gagasan   utama,,   pola urutan waktu dan tempat kadang tidak teratur.
Karangan tidak diorganisasi sama sekali, tidak jelas pendahuluan , isi, penutup, tidak menggunakan urutan waktu dan tempat.
BAHASA
(15-30)
Paragraf kohesif dan koheren,  kalimat efektif fan komunikatif, struktur kalimat baku, diksi tepat dan variatif, makna  tidak ambigu,  penerapan konjungsi secara tepat.
Ada beberapa paragraph tidak kohesif, ada kalimat yang tidak efektif dan ambigu, diksi ada yang salah konteks, pemakaian konjungi ada yang keliru
Banyak  paragraph tidak kohesif,  banyak  kalimat yang tidak efektif dan ambigu, diksi  banyak yang salah konteks, pemakaian konjungi  banyak  yang keliru.
Paragraf tidak padu, kalimat tidak efektif,   sebagian bear struktur kalimat yang salah, diksi sangat  terbatas dan banyak salah konteks, penerapan konjungsi tidak tepat.
MEKANIK
(8-20)
Tidak ada kesalahan ejaan sama sekali,  bila tulis tangan  rapi dan jelas terbaca,   tidak ada  salah  ketik, pemilihan jenis dan ukuran huruf sesuai, margin sangat pas.
Ada beberapa kesalahan ejaan, tulisan tangan rapi, ada beberapa salah ketik, penentuan jenis, ukuran huruf, margin  pas
Cukup  banyak kesalahan ejaan dan salah ketik. Tulisan tangan kurang rapi. Jenis, ukuran huruf dan margin tidak konsisten.
Mengabaikan ejaan, tulisan tangan sangat tidak rapi, banyak sekali salah ketik, penentuan jenis, ukuran huruf, dan margin semaunya sendiri


1 komentar: